Merawat Demokrasi, Menyusun Roadmap Partisipasi Berbasis Komunitas
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjar terus memperkuat komitmennya dalam menjaga kualitas demokrasi melalui keterlibatan aktif dalam berbagai forum peningkatan kapasitas. Salah satunya adalah dengan mengikuti dan memandu kegiatan “Parmas Insight” Chapter #9, sebuah ruang berbagi pengetahuan dan praktik terbaik antar penyelenggara pemilu di wilayah Jawa Barat. Pada sesi kali ini, diskusi mengangkat tema “Kolaborasi dengan Komunitas: Sinergi dengan komunitas seni, olahraga hingga hobi”, sebuah topik strategis yang relevan dengan dinamika dan perilaku pemilih, terutama di era demokrasi digital dan budaya komunitas yang semakin menguat.

KPU Kota Banjar mengikuti kegiatan Parmas Insight Chapter #9 (KPU Kota Banjar/Panji)
Komunitas sebagai Pusat Gerak Literasi Pemilih
Sesi dimulai dengan pengantar dari Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Barat, Hedi Ardia, yang menegaskan bahwa komunitas merupakan simpul sosial yang tidak hanya aktif tetapi juga memiliki daya pengaruh kuat dalam kehidupan masyarakat. Menurut Hedi, komunitas hobi, seni, budaya, dan olahraga memiliki kelekatan emosional yang dapat menjadi pintu masuk bagi penyelenggara pemilu untuk menghadirkan pendidikan pemilih yang lebih menyenangkan dan mudah diterima masyarakat pemilih.
Hedi Ardia menekankan pentingnya identifikasi dan pemetaan ulang komunitas lokal sebagai fondasi penyusunan strategi dan peta jalan partisipasi pemilu berbasis komunitas di setiap daerah kabupaten dan kota.
Keynote Speech: Menyusun Peta Jalan (Roadmap) berbasis Komunitas
Selanjutnya, Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM KPU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Surani, menyampaikan keynote speech yang membuka kembali memori kolektif penyelenggara berfokus pada praktik sukses pemilu dan pilkada di daerahnya dalam membangun model pendidikan pemilih berbasis komunitas kreatif, seni, budaya dan kelompok marginal. DIY dikenal sebagai pusat kebudayaan sekaligus ruang tumbuhnya berbagai komunitas seni dan kreator muda. Menurut Sri Surani, potensi tersebut menjadi modal utama dalam menyusun peta jalan (roadmap) memperkaya metode sosialisasi pemilu.
Ia memberi contoh bagaimana KPU DIY berkolaborasi dengan komunitas seni rupa, musisi lokal, komunitas teater, komunitas tutur demokrasi, komunitas malam terakhir dan komunitas olahraga untuk memproduksi konten dan kegiatan edukatif bahkan dengan komunitas transpuan dan kelompok marginal pekerja seks komersil “identifikasi dan menyusun roadmap partisipasi berbasis komunitas merupakan kunci partisipasi" jelasnya.

Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM KPU Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Surani, menyampaikan keynote speech Parmas Insight Chapter #9 (KPU Kota Banjar/Panji)
Lebih jauh, Sri Surani menegaskan bahwa keberhasilan kolaborasi di daerahnya bukan hanya tentang meningkatkan angka partisipasi, tetapi juga tentang membangun kecintaan masyarakat terhadap proses demokrasi melalui pengalaman yang positif dan menyenangkan.
Sesi Narasumber: Belajar dari Kuningan dan Bekasi
Diskusi semakin kaya dengan hadirnya dua narasumber:
Aof Ahmad Musyafa, Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM KPU Kabupaten Kuningan
Afif Fauzi, Ketua Divisi Sosdiklih, Parmas, dan SDM KPU Kota Bekasi
Aof Ahmad Musyafa memaparkan bagaimana KPU Kuningan memanfaatkan kekuatan komunitas dan kelompok hobi sebagai mitra strategis untuk menyebarkan pesan-pesan pendidikan pemilih. Ia menyebut bahwa kegiatan-kegiatan komunitas menjadi ruang sosialisasi yang efektif.
Sementara itu, Afif Fauzi dari KPU Kota Bekasi membagikan pengalaman daerahnya dalam menggandeng komunitas artis dan olahraga senam. Bekasi sebagai kota metropolitan memiliki populasi muda yang tinggi dan sangat dekat dengan dunia digital serta budaya komunitas kreatif. Ia menjelaskan bahwa KPU Bekasi banyak melakukan pendekatan melalui aktivitas fun movement, kolaborasi konten media sosial, dan kegiatan seni yang melibatkan kreator lokal. Model ini terbukti mampu meningkatkan eksposur pendidikan pemilih sekaligus memperluas segmentasi sasaran.
KPU Kota Banjar: Menyerap Inspirasi untuk Menyusun Roadmap Lokal
Keikutsertaan KPU Kota Banjar dalam forum ini memiliki arti strategis, terutama dalam konteks penyusunan roadmap partisipasi pemilu yang lebih relevan dengan karakteristik pemilih di tingkat lokal. Kota Banjar dikenal memiliki beragam komunitas aktif mulai dari komunitas seni lokal, kelompok olahraga, pecinta otomotif, hingga komunitas hobi yang berkembang secara organik. Semua ini menjadi potensi besar untuk dijadikan mitra penguatan pendidikan pemilih ke depan.
Melalui kegiatan ini, KPU Kota Banjar mendapatkan banyak inspirasi mengenai pola kolaborasi, bentuk kegiatan, hingga metode produksi konten kreatif yang dapat diadaptasi sesuai kebutuhan daerah. Dalam diskusi internal, KPU Kota Banjar melihat bahwa upaya merawat demokrasi tidak hanya berhenti pada sosialisasi formal searah tetapi juga pada upaya menjaga kedekatan emosional dengan masyarakat melalui ruang minat mereka.
Peran KPU Kota Banjar sebagai Moderator Diskusi
Dalam forum tersebut, Denden Deni Hendri, Kepala Subbagian Partisipasi, Humas, dan SDM KPU Kota Banjar, dipercaya menjadi moderator. Kehadirannya menjadi representasi bahwa KPU Kota Banjar tidak hanya hadir sebagai peserta, tetapi juga turut berkontribusi aktif dalam mengarahkan alur diskusi, menggali gagasan, dan memperkuat jejaring antar penyelenggara pemilu di berbagai daerah.

Kasubbag Parhubmas dan SDM KPU Kota Banjar, Denden Deni Hendri, menjadi moderator Parmas Insight Chapter #9 (KPU Kota Banjar/Panji)
Penutup: Merawat Demokrasi Melalui Kolaborasi
Partisipasi KPU Kota Banjar dalam Diskusi Parmas Insight Chapter #9 menjadi bukti nyata komitmen lembaga dalam merawat demokrasi. Melalui rencana penyusunan roadmap partisipasi pemilu berbasis komunitas, KPU Kota Banjar berharap dapat menghadirkan pendekatan sosialisasi pemilu yang lebih kreatif, inklusif, dan berkelanjutan. Kolaborasi dengan komunitas bukan hanya strategi, tetapi investasi jangka panjang untuk membangun kultur demokrasi yang sehat, partisipatif, dan relevan dengan perkembangan zaman.